Kolaborasi Agrinas Palma Nusantara dengan PTPN IV dalam Mendukung Asta Cita dan Mewujudkan Swasembada Energi Nasional

Pada senja sore di hari Rabu (7/5) tim Humas Agrinas Palma Nusantara melakukan bincang sore bersama Bapak Yahdi dari PTPN IV , yang saat ini sedang menjalankan penugasannya di PT Agrinas Palma Nusantara (Persero) dan berada di bawah Direktorat Operasi. Pada Februari lalu, PT Perkebunan Nusantara III (Persero) melalui subholding-nya, PTPN IV PalmCo, menandatangani perjanjian kerja sama dengan PT Agrinas Palma Nusantara (Persero) terkait pendampingan dan pengelolaan kebun kelapa sawit. Kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari arahan Kementerian BUMN dan ditujukan untuk membangun sistem perkebunan yang produktif, berkelanjutan, serta memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

Fokus utama PTPN IV saat ini adalah mengoptimalkan produktivitas lahan sawit yang telah ada, tanpa perlu melakukan perluasan lahan. Dalam hal ini, Bapak Yahdi menjelaskan bahwa penugasannya di PT Agrinas Palma Nusantara (Persero) bertujuan untuk mendampingi proses pengelolaan kebun kelapa sawit sebagaimana praktik terbaik yang diterapkan di PTPN IV, dengan tetap mengedepankan prinsip keberlanjutan dan ketahanan lingkungan, mengingat Agrinas saat ini tengah berada pada tahap awal pengembangan.

Menurut Bapak Yahdi, prinsip dasar dalam mengelola kelapa sawit adalah menyadari bahwa yang dikelola adalah makhluk hidup baik tanaman, masyarakat di sekitar perkebunan, maupun para pekerja di dalamnya. Ketiga elemen ini harus mendapatkan perhatian yang seimbang, dengan kesejahteraan yang adil bagi semuanya. Ia meyakini bahwa PT Agrinas Palma Nusantara (Persero) memiliki potensi besar dalam menghasilkan kelapa sawit. Namun, karena perusahaan masih berada dalam masa transisi, dibutuhkan waktu dan upaya yang serius untuk membangun sistem operasional yang solid guna mencapai target produksi yang diharapkan.”

“Bapak Yahdi juga menekankan bahwa kesuksesan PTPN IV tidak lepas dari proses panjang dan pengalaman bertahun-tahun. Meskipun industri kelapa sawit saat ini tampak berkembang pesat dan memberikan kesejahteraan yang merata bagi petani dan perusahaan, hal ini tidak selalu terjadi. Pada tahun 2019, misalnya, harga Crude Palm Oil (CPO) sempat turun hingga Rp5.900 per kilogram, sementara biaya pokok produksi berada di atas angka tersebut. Kondisi ini memaksa seluruh pelaku industri, termasuk PTPN IV, untuk melakukan efisiensi menyeluruh—baik dari sisi produksi maupun operasional—guna menjaga keberlanjutan usaha.”

“Untuk membangun sistem pengelolaan lahan sawit yang menguntungkan, Bapak Yahdi menjelaskan bahwa ada dua faktor utama yang harus diperhatikan: produksi dan biaya. Peningkatan produksi harus sejalan dengan pengelolaan biaya yang efektif dan efisien. Jika kedua aspek ini dapat seimbang, maka keuntungan akan tercapai. Namun, ia juga mengingatkan bahwa hasil produksi yang terlihat saat ini sebenarnya merupakan dampak dari langkah-langkah yang diambil 1–2 tahun sebelumnya. Oleh karena itu, untuk menghasilkan kelapa sawit yang berkualitas, upaya produksi harus dimulai sekarang, dan hasilnya baru akan terlihat dua tahun mendatang.”. Succes story yang dapat dijadikan contoh yaitu dari PTPN V yang saat ini Regional III PTPN IV, Pada tahun 2019 laba yang diperoleh 67,2 miliar, namun pada tahun 2022, angka tersebut melonjak menjadi Rp1,5 triliun.

Saat ini, PT Agrinas Palma Nusantara (Persero) mendapatkan amanah dari Presiden Prabowo Subianto untuk mengelola lahan sawit yang disita oleh Satgas PKH (Penertiban Kawasan Hutan). Lahan sawit yang dikelola tersebar di berbagai daerah, yaitu Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Medan, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, dan Jambi. Dengan pengelolaan yang dilakukan oleh perusahaan, diharapkan dapat mewujudkan cita-cita Asta Cita dalam mendukung ketahanan pangan dan energi nasional. Hal ini juga disampaikan oleh Direktur Utama APN, yang saat ini tengah mempersiapkan diri untuk menjadikan perusahaan sebagai kontributor utama energi baru dan terbarukan berbasis biodiesel nasional.

Tantangan ke depan, menurut Bapak Yahdi, adalah bagaimana memastikan operasional dapat berjalan optimal di tengah masa transisi, sehingga mampu menghasilkan produksi secara maksimal. Selain itu, diperlukan pembangunan sistem kerja yang mendukung efisiensi dan kemudahan dalam operasional kebun. Untuk mewujudkan hal tersebut, konsolidasi dan komunikasi yang solid antar divisi menjadi kunci agar setiap proses berjalan selaras dengan target yang diharapkan. Pada bincang sore kali ini bersama Tim Humas Media APN, Muhammad Revanza Refikasah dan Nabila Afianisa, serta Renaldi Zein, Staf Ahli Komunikasi.

Penulis : Muhammad Revanza Refikasah

Editor : RZ

About the Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like these